Akibat
Banjir Dari Kegiatan Masyarakat
Di
indonesia sering terjadinya banjir disebabkan adanya penebangan liar, masalah
lingkungan, kurangnya kesadaran masyaraat. Tumbuhan besar sering dijadikan
salah satu alat masak dikalangan masyarakat. Tumbuhan tersebut bisa dijadikan
kayu bakar, tempat duduk, alat bangunan dan lain-lain. Kegiatan masyarakat tak
ada hentinya dalam penebangan tersebut, sehingga alam telah mengalami
penggundulan. Jika tidak berhenti dengan kegiatan tersebut, perlakuan penebangan
akan mengakibatkan banjir, longsor, serta kerugian tehadap masyarakat. Apalagi
dengan terjadinya banjir, masyarakat akan merasakan kebingungan, serta lelah
dengan membereskan keadaan rumahnya.
Salah satu masalah lingkungan pokok utama yang
diperhatikan setiap masyarakat. Apabila lingkungan yang kurang strategis akan menyebabkan dampak negatif. Seperti halnya
menimbulkan penyakit, hidup tidak sehat, dan aktivitas merasa tidak nyaman. Lingkungan yang ingin dirasakan oleh
masyarakat yaitu lingkungan sehat. Pola kehidupanya disiplin terhadap
kebersihan dan kenyamanan terhadap diri sendiri. Namun, kebanyakan masyarakat pola hidupnya yang kurang
terdisplin terhadap kebersihan. Oleh karena itu, masyarakan belum menanamkan
kebersihan terhadap dirinya sendiri.
Kurangnya
kesadaran sering diakui setiap masyarakat, dengan menanamkan kesadaran terhadap diri sendiri.
Sehingga, masyarakat semena-mena membuang sampah dimana saja. Itu
menunjukan terjadinya pencemaran
lingkungan terhadap masyarakat. Cara yang ringan, masyarakat bisa melakukan
pembuangan sampah kepada tempatnya. Cara seperti itu bisa meningkatkan kebiasan
seseorang disiplin terhadap kebersihan. Adapun cara yang lebih baik dengan
melakukan pendidikan lingkungan, dengan kegiatan tersebut seseorang akan meningkatkan
kesadaran masyarakat. Pendidikan lingkungan juga dapat menimbulkan tanggung
jawab seseorang terhadap linkungan akan semakin meningkat.
Daftar pustaka
Putrayasa,
Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif.
Bandung: PT Refika Aditama.
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983. Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia.
Editor: Rusyana Yus, Samsuri.
Akhadiah,
Sabarti, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Karangan: Narasi
perbaiki:
BalasHapus1. kalimat efektif
2. kata baku dan tidak baku